Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]


Perkembangan dan kemajuan teknologi melahirkan berbagai inovasi, khususnya di sektor keuangan. Salah satu bentuk inovasi keuangan yang muncul adalah kehadiran mata uang kripto alias cryptocurrency. Meski sebagai alat pembayaran, mata uang kripto masih memantik pro dan kontra lantaran risiko tinggi dan memiliki volatilitas tinggi, nyatanya tak sedikit investor yang berani menjadikan kripto sebagai investasi .

Tak pelak dalam perkembangannya, mata uang kripto terus bertambah jenis dan jumlahnya. Sampai dengan November 2022, ada 9.3581 jenis cryptocurrency yang bisa dijadikan instrumen investasi.

Dari jumlah itu, sepuluh mata uang kripto yakni Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Thether (USDT), BNB, Binance USD (USDC), XRP, Cardano (ADA),  Dogecoin (DOGE) memiliki marketcap terbesar. Bitcoin semisal, pada 12 November 2022 pukul 10.10 WIB memiliki market cap US$ 324,52 miliar, menyusul Ethereum yang memiliki markercap sebesar US$ 156,34 miliar

Di samping cryptocurrency konvensional, ada juga cryptocurrency berbasis syariat Islam yang dijamin oleh aset berupa emas, yaitu Onegram dan X8X (Rizvi & Ali, 2022).

Meera (2018) berpendapat bahwa cryptocurrency adalah sebuah uang digital yang dibuat dengan teknologi kriptografi yang canggih. Selain itu, cryptocurrency dapat menjamin keamanan catatan kronologi transaksi yang dilakukan.

Kehadiran cryptocurrency memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu kelebihan dari cryptocurrency adalah transfer yang cepat dengan profit investasi yang sangat besar. Kecepatan dan harga cryptocurrency juga sangat menjanjikan. Sebagai contoh, investasi Ethereum pada Desember 2019 dengan harga US$ 129 , harga kemudian melambung menjadi US% 4.600 pada November 2021.  Keuntungan yang berlipat ganda bisa diraih investor.

Rizvi dan Ali (2022) juga menemukan bahwa investor Indonesia masuk dan melakukan investasi cryptocurrency untuk mengurangi risiko sektor ekuitas selama pandemi. Namun, cryptocurrency juga tidak lepas dari kekurangan. Kekurangan dari cryptocurrency adalah fluktuasi harga yang sangat tinggi dan sering digunakan sebagai media kejahatan pencucian uang dan pendanaan terorisme. Selain itu, cryptocurrency secara umum juga tidak dijamin dengan aset berwujud tertentu.

Dari sudut pandang Islam, cryptocurrency yang umum seperti Bitcoin dianggap mengandung unsur judi (maysir) dan ketidakpastian (gharar) (Meera, 2018). Sebagai contoh, harga Bitcoin per April 2022 mencapai puncaknya pada US$ 60.000, namun anjlok menjadi US$ 16.864 per 12 November 2022 pukul 10.18 WIB.

Meskipun memberikan keuntungan, investasi cryptocurrency seperti pedang bermata dua. Investasi tersebut bisa memberikan keuntungan tinggi, namun dalam sekejab juga bisa membuat buntung.

Geraknya yang mirip roller coaster membutuhkan kesiapan mental yang kuat dalam investasi ke criptocurrency. Ini pula yang harus menjadi pertimbangan penting bagi investor, khususnya para investor muda.

Berdasarkan cointelegraph.com, beberapa dampak kejiwaan yang muncul dari investasi cryptocurrency adalah kencanduan hingga fear of missing out (FOMO). Berbagai media di seluruh dunia telah melaporkan berbagai permasalahan mental yang terjadi kepada investor muda cryptocurrency, mulai dari depresi hingga keinginan untuk bunuh diri.

Todayonline.com melaporkan,  seorang investor kehilangan USS 40.000 atau sekitar 90% dari total investasi dan sepertiga tabungan pribadinya akibat harga stablecoins Luna yang anjlok. Harga stablecoins Luna yang semula bertengger di US$ 119 turun drastis menjadi hanya US 1. Ada pula seorang investor yang mengalami kerugian hingga US$ 2,3 juta US$ yang kemudian berujung kepada depresi berat dan niatan untuk bunuh diri sang investor. Ada juga investor yang kehilangan aset kripto hingga senilai Rp 4,3 triliun yang menyebabkan sang investor depresi berat hingga merasa gila.
Dari beberapa kasus, beberapa ahli kejiwaan angkat suara. Salah satu tim terapis dari New York yang menangani kecanduan kripto pada klien-nya, Strenlicht dan Lin mengatakan terjadi peningkatan permintaan jasa terapi sebesar 40% dari klien mereka di seluruh dunia.

Secara garis besar, kehadiran cryptocurrency bagaikan pedang bermata dua. Di samping dapat memberikan profit yang berlipatganda, fluktuasi harga dan investasi instrumen ini juga bisa menimbulkan dampak buruk bagi kejiwaan investor, utamanya saat kehilangan dana investasinya.

Walhasil, investasi cryptocurrency membutuhkan kehati-hatian, mental yang kuat, memahami jenis investasi dan risikonya. Jangan lupa, jika memang memutuskan investasi di aset kripto, lakukan transaksi pada aplikasi penyedia layanan investasi cryptocurrency yang terdaftar di badan resmi.

Referensi

Choo, D., & Lim, K. (2022). Some young investors get burnt by cryptocurrency crash, regret recklessness; experts raise depression fears. Diakses melalui https://www.todayonline.com/singapore/some-young-investors-get-burnt-cryptocurrency-crash-regret-recklessness-experts-raise-depression-fears-1900576 pada 03 Nopember 2022.

Meera, A.K.M. (2018). Cryptocurrencies from islamic perspective: The case of bitcoin. Bulletin of Monetary Economics and Banking, 20(4), 475-492.

Nurhadi, M. (2022). Kehilangan aset kripto senilai Rp4,3 triliun, pria ini depresi berat hingga merasa gila. Diakses melalui https://www.suara.com/bisnis/2021/12/22/130825/kehilangan-aset-kripto-senilai-rp43-triliun-pria-ini-depresi-berat-hingga-merasa-gila pada 03 Nopember 2022.

Perez, E. (2022). Mental health and crypto: How does volatility effect well-being? Diakses melalui https://cointelegraph.com/news/mental-health-and-crypto-how-does-volatility-effect-well-being pada 03 Nopember 2022.

Rizvi, S.A.R., & Ali, M. (2022). Do islamic cryptocurrencies provide diversification opportunities to Indonesian islamic investors? Journal of Islamic Monetary Economics and Finance, 8(3), 441-454.

Sharma, R. (2022). 'Crypto ruined my life': The mental health crisis hitting bitcoin investors. Diakses melalui https://www.vice.com/en/article/akvn8z/crypto-bad-for-mental-health pada 03 Nopember 2022.

Verma, P. (2022). Insomnia, addiction, and depression: The dark side of life trading crypto. Diakses melalui https://www.washingtonpost.com/technology/2022/04/29/crypto-addiction/ pada 03 Nopember 2022.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]